Keluarga Tak Kasat Mata di Rumahku

Cerita ini adalah salah satu penjelasan dari ceritaku yang sebelumnya. Perlu para pembaca ketahui, waktu aku nulis cerita yang pertama sampe kedua ini, makhluk yang berasal dari rumahku merasakan bahwa dirinya sedang diceritakan, sampai aku merasakan kehadiranya di sampingku, keyboard error tanpa sebab yang jelas, ketypoan yang haqiqi, ah mungkin mereka ingin melihat bagaimana mereka dikisahkan.
Seperti yang aku ceritakan, tentang sosok laki laki yang selalu mengejarku dan meraihkan tangannya ke arahku jika aku lewat tangga untuk ke lantai 2,akhirnya suatu hari nenek buyutku dari Semarang datang ke rumahku, tepatnya rumah yang di pinggir jalur pantura Batang, Jawa Tengah, dalam rangka liburan beliau menginap di rumahku, bisa dibilang aku merupakan cicit yang paling dekat dengannya, hehehe, jadi kemana mana aku sering ikut dia. Waktu liburan dia habiskan di rumahku, sampai pada suatu siang dia bercerita kepadaku, katanya dahulu, mamaku sebelum aku lahir, pernah mengalami suatu kejadian mistis yang sanggup membuat pembaca sekalian menarik selimut untuk ngumpet, kejadiannya mamaku dikatakan sedang menyapu daerah bawah tangga yang memang aku rasakan ada penghuninya, tiba tiba ia jatuh pingsan, akhirnya digotonglah oleh papa ke kamar, papa yang khawatir langsung saja memanggil semua saudara yang bisa dihubungi untuk menolong mama, karena mama nggak menunjukkan gejala penyakit serius, hanya saja mama selalu mengigau saat pingsan melihat tiga wanita berambut panjang, hitam lurus, memakai daster hitam di atas lemari, sampai sampai akhirnya nenek buyut ku ini dipanggil dari semarang untuk datang. Saat Nenek buyutku ini datang akhirnya langsung mengambil kesimpulan bahwa mama kesurupan, karena tidak lama setelah kedatangannya, mamaku ketawa ketawa sendiri dan ngomel nggak jelas.
Berhubung nenek buyut orang tua dan memang tidak takut akan hal tsb, ditanyailah mama, siapa yang ada di dalam diri mama,dalam bahasa jawa "Koe sapa? Kok orak koyo Siti (Nama Mamaku) Koe dudu Siti ya?" "kamu siapa? Kamu bukan seperti Siti, kamu bukan Siti ya? " lalu mamaku menjawab" Heeh Iyo Aku dudu Siti" "Iya, aku bukan Siti"  lalu nenek buyut bertanya lagi "Koe sapa? Siti neng endi? Kon bali!" " Kamu siapa? Siti mana? Suruh pulang sekarang" lalu mama menjawab "Siti lagi menyang kondangan mantu ne Kanjeng Raden Ayu Lanjar ning Segara Lor karo anakku lanang"  "Sitinya sedang pergi ke kondangan pernikahan anaknya Kanjeng Raden Ayu Lanjar di Laut Utara bersama anak ku laki laki" lalu mama menjawab lagi "Nyong mbah Demur,omahku diorak arik Siti"  "Aku Mbah Demur, rumahku diacak-acak Siti"  lalu nenek buyut dengan tegas "Siti kon Bali sak iki" "Siti suruh pulang sekarang" lalu mama menjawab "yo aku njaluk gantine ta.""Aku minta gantinya kalau begitu"  "apa?"  Kata nenek buyutku, "Ndog ayam sing ntes netes"  "Telur ayam yang baru menetas" kata mama, lalu nenek buyut ku terngiang kata temannya yang berkata jika makhluk halus meminta sesuatu yang berhubungan dgn hewan, itu merupakan makna lain bahwa dia meminta tumbal manusia, berhubung kakakku baru lahir waktu itu maka dapat disimpulkan bahwa yang diminta adalah kakakku, maka mbah buyut menjawab "Aja, sing liyane bae"  "Jangan, yang lain saja!", lalu mama menjawab "Yo uwis, yen ngono jago ne bae"  "Ya sudah kalau begitu Ayam Jagonya saja"  dan itu dapat diartikan papaku, lalu nenek buyut menjawab "aja, tak ganti bubur abang putih gelem?" "Jangan, aku ganti bubur merah putih mau(bubur gula jawa/merah) mama jawab "Tambahi ta"  "Tambahi dong"  "Teh, Kopi pahit, susu, kembang, wedhang putih, rokok"  itu yang diminta, akhirnya disanggupi oleh nenek buyutku, dan tak lama mama sadar, di sini bukannya kami menyembah berhala, pembaca. Namun lebih kearah menghormati, mungkin itu arwah leluhur yang diketahui bertempat tinggal di rumah kami sebelum kami tinggal di situ, lokasi tepatnya yakni di bawah tangga, yakni tempat yang disapu oleh mama, jadi bagi mereka itu sama saja mengobrak-abrik tempat tinggal mereka, jadi hati-hati nih pembaca sekalian, kalau mau berbuat sesuatu di tempat tertentu siapa tau ada penunggunya. Akhirnya nenek buyut bercerita bahwa keluarga mbah Demur berjumlah 3,Mbah Demur sendiri dan 2 anak laki lakinya yang berperawakan tinggi, gagah, dan tampan (Diketahui dari cerita mama setelah siuman). Namun mbah Demur tidak sepenuhnya mengganggu, pernah suatu ketika kejadian menimpa papa, yang akan aku bahas di cerita selanjutnya. Dan setelah mendengar cerita nenek buyut, aku mengambil kesimpulan bahwa selama ini yang aku rasakan ketika melalui tangga itu benar adanya dan sosok tsb adalah sosok anak dari mbah Demur ini, dan akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa, aku tidak berimajinasi, dan memang aku punya indra keenam ini, ya memang pada waktu itu papa mamaku tetep saja belum percaya. Sekian dulu para pembaca sekalian, mohon maaf apabila terlalu panjang, jangan lupa tunggu untuk kisah selanjutnya ya...

Comments

Popular posts from this blog

Misteri Danau Beratan Bedugul Bali

Perjalanan Spiritual ke Sendang Jumprit

Di Santet